Perkuat Ekonomi Santri, Pemkot Mojokerto Terus Kembangkan Koppontren
Kota Mojokerto-Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto berkomitmen untuk terus mengembangkan koperasi pondok pesantren (koppontren) sebagai langkah strategis dalam memperkuat ekonomi santri dan masyarakat pesantren.
Program pengembangan koppontren ini merupakan salah satu fokus Pemkot Mojokerto dalam memberdayakan ekonomi masyarakat pesantren. Penguatan koppontren juga bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas santri, serta memperkuat peran ekonomi pesantren di Kota Mojokerto.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menyatakan bahwa pengembangan koppontren bukan hanya tentang penguatan ekonomi, tetapi juga bentuk dukungan pemerintah terhadap peran pesantren dalam membina kemandirian santri.
“Pesantren memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. Melalui koppontren, kami ingin santri dan pesantren lebih mandiri dan berdaya saing dalam bidang ekonomi. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memperkuat ekonomi berbasis syariah di Kota Mojokerto,” terang Mas Pj, sapaan akrab Ali Kuncoro.
Komitmen pengembangan koppontren juga diperkuat dengan peningkatan kapasitas manajemen koppontren melalui study banding, pendampingan intensif, serta kerjasama jaringan supplier atau pemasok, dan pemasaran dengan tim koppontren Sunan Drajat Lamongan.
Tak hanya itu, Pemkot Mojokerto melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) juga secara berkala melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama Tim One Pesantren One Product (OPOP) Provinsi Jatim maupun sesama koppontren.
Dari berbagai upaya masif yang dilakukan, berdampak pada peningkatan kesejahteraan santri dan masyarakat sekitar pesantren, penguatan ekonomi daerah berbasis syariah, penyerapan tenaga kerja lokal khususnya dari kalangan santri, serta peningkatkan kemampuan santri dalam bidang kewirausahaan.
“Alhamdulillah, sebagian besar koppontren yang ada di Kota Mojokerto sudah berhasil melahirkan One Pesantren One Product, ada yang aneka camilan, memproduksi air mineral dalam kemasan dan isi ulang, bahkan ada yang berhasil memproduksi yogurt,” terang Mas Pj.
Lebih lanjut ia berharap koppontren yang telah berhasil akan menjadi model yang dapat diadopsi pesantren-pesantren lainnya yang belum berjalan. Program ini diharapkan dapat terus berkelanjutan dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat.
“Kami akan terus mendorong, agar bagaimana koppontren ini mampu menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi daerah, sekaligus menciptakan santri yang mandiri dan berdaya saing dalam perekonomian syariah,” pungkasnya. (humas/an)
Program pengembangan koppontren ini merupakan salah satu fokus Pemkot Mojokerto dalam memberdayakan ekonomi masyarakat pesantren. Penguatan koppontren juga bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas santri, serta memperkuat peran ekonomi pesantren di Kota Mojokerto.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menyatakan bahwa pengembangan koppontren bukan hanya tentang penguatan ekonomi, tetapi juga bentuk dukungan pemerintah terhadap peran pesantren dalam membina kemandirian santri.
“Pesantren memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. Melalui koppontren, kami ingin santri dan pesantren lebih mandiri dan berdaya saing dalam bidang ekonomi. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memperkuat ekonomi berbasis syariah di Kota Mojokerto,” terang Mas Pj, sapaan akrab Ali Kuncoro.
Komitmen pengembangan koppontren juga diperkuat dengan peningkatan kapasitas manajemen koppontren melalui study banding, pendampingan intensif, serta kerjasama jaringan supplier atau pemasok, dan pemasaran dengan tim koppontren Sunan Drajat Lamongan.
Tak hanya itu, Pemkot Mojokerto melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) juga secara berkala melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama Tim One Pesantren One Product (OPOP) Provinsi Jatim maupun sesama koppontren.
Dari berbagai upaya masif yang dilakukan, berdampak pada peningkatan kesejahteraan santri dan masyarakat sekitar pesantren, penguatan ekonomi daerah berbasis syariah, penyerapan tenaga kerja lokal khususnya dari kalangan santri, serta peningkatkan kemampuan santri dalam bidang kewirausahaan.
“Alhamdulillah, sebagian besar koppontren yang ada di Kota Mojokerto sudah berhasil melahirkan One Pesantren One Product, ada yang aneka camilan, memproduksi air mineral dalam kemasan dan isi ulang, bahkan ada yang berhasil memproduksi yogurt,” terang Mas Pj.
Lebih lanjut ia berharap koppontren yang telah berhasil akan menjadi model yang dapat diadopsi pesantren-pesantren lainnya yang belum berjalan. Program ini diharapkan dapat terus berkelanjutan dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat.
“Kami akan terus mendorong, agar bagaimana koppontren ini mampu menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi daerah, sekaligus menciptakan santri yang mandiri dan berdaya saing dalam perekonomian syariah,” pungkasnya. (humas/an)